|
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pada tahap awal, peneliti melakukan pengamatan kegiatan
pembelajaran kelas VII F MTsN Wonosobo pada awal semester II tahun ajaran 2010/2011
tempat peneliti melaksanakan tugas. Dalam kegiatan ini, peneliti mencatat
beberapa hal yang terjadi selama kegiatan pembelajaran, dalam rangka untuk
identifikasi masalah-masalah yang timbul dalam kegiatan pembelajaran. Dari
pengamatan, peneliti menjumpai hal-hal sebagai berikut: ketika diterangkan siswa sebagian besar paham tapi
ketika dievaluasi dan penugasan
siswa sering mengalami kendala dan hasil akhir yang tidak tepat. Dari hasil UH I yang dilaksanakan pada tanggal
27 juli 2010 terhadap 40
siswa diperoleh Rata-rata nilai 70 Ketuntasan klasikal 57,14%. UH II yang dilaksanakan pada tanggal 12 Agustus terhadap 42 siswa diperoleh Rata-rata 73 Ketuntasan Klasikal 57,53%. Kebanyakan kendala siswa adalah dalam pendalaman materi dan penerapan. Hasil ulangan
Umum semester II tahun ajaran 2010/2011 dari 42 siswa meskipun KKM Qur’an Hadits
75 namun ketuntasan klasikal hanya mencapai 58,33% dan rata-rata nilai 72.Beberapa
siswa tidak konsentrasi pada pelajaran dan ada beberapa siswa yang melakukan
aktifitas lain ketika pelajaran Qur’an Hadits.
Dari hasil pengamatan dan wawancara tersebut, peneliti menganggap bahwa
hasil pengamatan menemukan beberapa masalah yang bisa teridentifikasi oleh
peneliti. Dari beberapa masalah tersebut, peneliti melakukan pembatasan masalah yang
akan diteliti yaitu pada masalah
prestasi belajar Qur’an Hadits yang belum maksimal. Peneliti bersama kolaborator melakukan analisis terhadap
penyebab timbulnya masalah tersebut, yaitu sebagai berikut:
1. Pada saat kegiatan pembelajaran, beberapa siswa tidak konsentrasi pada
pelajaran, tetapi guru belum menemukan langkah untuk membuat siswa lebih
berkonsentrasi pada pelajaran.
2. Beberapa siswa sudah berusaha mengerjakan tapi masih mengalami kendala, dan
belum ada solusi karena anak yang pandai hanya memikirkan
pekerjaan masing-masing.
3. Sebagian siswa merasa kurang yakin pada kemampuannya
(kurang percaya diri) menyelesaikan tugas yang diberikan guru, sedang guru
belum mengkondisikan kegiatan pembelajaran yang bisa menjadikan siswa lebih
percaya diri akan kemampuannya.
4. Mayoritas siswa berasal dari SD
( sekolah Dasar ) sehingga untuk materi pelajaran Qur’an Hadits adalah
merupakan pelajaran baru bagi mereka.
Peneliti bersama kolaborator
juga melakukan musyawarah untuk menentukan tindakan yang merupakan alternatif
pemecahan masalah. Diantara tindakan yang merupakan alternatif pemecahan
masalah adalah mempraktekkan model pembelajaran kooperatif tipe Student
Teams Achievement Divisions (STAD). Dipilihnya model pembelajaran ini, dilandasi oleh pemikiran bahwa model
pembelajaran kooperatif ini karena ada unsur kerja sama sehingga yang belum
paham bisa mandapat bimbingan dari yang sudah paham dalam kelompoknya. Adanya kuis yang berakhir dengan
penghargaan kelompok membuat setiap siswa punya tanggung jawab untuk
sungguh-sungguh dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Pembentukan kelompok belajar akan sangat mudah pengaturannya apabila di
desain berdasarkan kemampuan akademis.Model pembelajaran ini juga ada fase Eksplorasi, Elaborasi dan Konfirmasi yang saat ini sedang
dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran.Sehingga diharapkan dengan model
pembelajaran Student Teams Achievement
Divisions (STAD) akan menjadikan siswa lebih bertanggung jawab untuk
mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh dan kesulitan pengerjaan soal bisa
diatasi bersama dengan kelompok belajarnya. Mengapa penting digunakan perpaduan
model pembelajaran STAD karena bisa memotifasi anak lebih konsentrasi pada
pelajaran karena adanya presentasi dan kuis.Dapat juga menjadi solusi untuk
membantu anak yang masih lemah karena adanya kelompok belajar dimana kelompok
belajarnya adalah kelompok heterogen.Bagi anak yang terbiasa tidak percaya diri
maka dengan adanya pemberian penghargaan
kelompok bisa menjadikan siswa merasa dihargai sesuai dengan kemampuannya.
Beberapa penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu
menunjukkan bahwa model pembelajaran STAD dapat meningkatakan hasil belajar.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil observasi, wawancara, analisis penyebab timbulnya masalah, dan
alternatif tindakan pemecahan masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimanakah
perubahan prestasi hasil belajar Qur’an Hadits
pada siswa kelas VII F MTsN Wonosobo tahun ajaran 2010/2011 setelah
mengikuti pembelajaran melalui model pembelajaran
kooperatif Student Team Achievement
Divisions ( STAD )
C.
Cara Pemecahan
Masalah
Berdasarkan permasalahan
diatas maka pemecahan masalah yang harus dilakukan adalah:
1. Model
pembelajaran yang digunakan model pembelajaran kooperatif sehingga ada unsur
kerjasama, yang sudah paham bisa membimbing yang belum paham dalam kerja
kelompok.
2. Model
Pembelajaran kooperatif yang digunakan adalah yang mengandung unsur persaingan
dan penghargaan supaya setiap siswa terdorong untuk aktif dan bisa membangun
rasa percaya diri.
3.
Adanya fase presentasi pada saat kerja kelompok oleh
anggota kelompok secara acak.
D.
Tujuan
Penelitian dan Manfaat Penelitian
1.
Tujuan Penelitian
a.
Secara
khusus, penelitian ini bertujuan untuk mencari solusi terbaik terhadap fokus
masalah yang dirumuskan, yakni upaya meningkatkan prestasi belajar Qur’an Hadits
pada siswa kelas VII F MTs N Wonosobo tahun ajaran 2010/2011. Ketercapaian tujuan penelitian ini akan terlihat apabila
diakhir penelitian diperoleh data Pencapaian nilai evaluasi pembelajaran pada akhir
siklus PTK rata-ratanya 75 dan ketuntasan klasikal 85%
b.
Secara
umum, penelitian ini bertujuan untuk membangun rasa percaya diri pada siswa
akan kemampuanya dan menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam setiap mengikuti
pelajaran,sehingga tidak selalu mangandalkan pekerjaan teman.
2.
Manfaat Penelitian
Secara khusus, manfaat yang dapat diambil
dari penelitian tindakan kelas ini
antara lain :
Bagi siswa :
a. Membantu meningkatkan
prestasi belajar siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran Qur’an Hadits
di dalam kelas.
b. Membantu siswa dalam
berlatih membangun kecerdasan sosial.
c. Membangun rasa
percaya diri pada siswa.
d. Menumbuhkan rasa tanggung
jawab sebagai makhluk individu maupun sosial.
e. Membangun karakter
siswa sesuai dengan ajaran Al Qur’an dan Hadits.
Bagi guru:
Guru
termotivasi untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran Qur’an Hadits dengan
berbagai cara yang mungkin, misalnya: menggunakan berbagai model pembelajaran,
menggunakan media pembelajaran, melengkapi alat peraga yang diperlukan, dan
lain-lain. Sehingga pada akhirnya dapat
meningkatkan prestasi hasil
belajar.
Bagi Sekolah
:Memberikan
sumbangan bagi peningkatan mutu proses maupun mutu hasil
pembelajaran di sekolah.Secara umum, manfaat penelitian ini
adalah sebagai salah satu usaha guru untuk meningkatkan kualitas proses
pembelajaran bersama siswa dalam mewujudkan tujuan pendidikan Qur’an Hadits dan
tujuan pendidikan Nasional.
BAB II

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
|

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
- Hakekat Belajar
Belajar pada hakekatnya adalah suatu
aktivitas yang mengharapkan perubahan
tingkah laku (behavioral change)
pada diri individu yang belajar. Perubahan tingkah laku terjadi karena usaha
individu yang bersangkutan. Hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor,
antara lain: bahan yang dipelajari, faktor-faktor instrumental, faktor-faktor
lingkungan, dan kondisi genetik individu (faktor bawaan). Faktor-faktor
tersebut diatur sedemikian rupa agar mempunyai pengaruh yang membantu
tercapainya kompetensi secara optimal.
Proses belajar yang dimaksudkan untuk
mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran merupakan proses komplek dan
senantiasa berlangsung dalam berbagai situasi dan kondisi. Percival dan Ellington (1984) menggambarkan
model sistem pendidikan dalam proses belajar, bahwa masukan (input) untuk sistem pendidikan atau
sistem belajar terdiri dari orang, informasi, dan sumber lainnya. Sedangkan
keluaran (output) berupa orang dengan penampilan yang lebih maju dalam
berbagai aspek. Di antara masukan dan keluaran terdapat kotak hitam (black box) yang berupa proses belajar
atau pendidikan.
Belajar selalu melibatkan tiga hal
pokok yaitu : adanya perubahan tingkah laku, sifat perubahannya relatif tetap (permanent) dan perubahan tersebut
disebabkan oleh interaksi dengan lingkungan, bukan oleh proses kedewasaan
ataupun perubahan-perubahan kondisi fisik yang sifatnya temporer. Oleh karena
itu pada prinsipnya belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat
dari interaksi siswa dengan sumber-sumber belajar, baik sumber yang didesain
maupun yang dimanfaatkan. Hasil belajar yang maksimal tidak hanya terjadi
karena interaksi siswa dengan guru, tetapi dapat pula diperoleh lewat interaksi
antar siswa dan antara siswa dengan sumber belajar lainnya.
Untuk memberikan gambaran landasan
akademik terhadap pelaksanaan pembelajaran khususnya pada jenjang MTS, maka
perlu dikemukakan sejumlah pandangan dari ahli pendidikan dan pembelajaran.
Menurut John Dewey (2001), tugas sekolah adalah memberi pengalaman belajar yang
tepat bagi siswa. Selanjutnya ditegaskan bahwa tugas guru membantu siswa
menjalin pengalaman belajar yang satu dengan yang lain, termasuk yang baru
dengan yang lama. Pengalaman belajar baru melalui pengalaman belajar lama akan
melekat pada struktur kognitif siswa dan menjadi pengetahuan baru bagi siswa.
Menurut Vygostsky (2001) terdapat
hubungan yang erat antara pengalaman sehari-hari dengan konsep keilmuan (scientific), tetapi ada perbedaan kuantitatif
antara berpikir komplek dan berpikir konseptual. Berpikir komplek berdasarkan
pada kategori objek berdasarkan pada situasi, dan berpikir konseptual berbasis
pada pengertian yang lebih abstrak.Ia menegaskan bahwa pengembangan kemampuan
analisis, membuat hipotesis, dan menguji pengalaman sehari-hari pada dasarnya
terpisah dari pengalaman sehari-hari. Kemampuan ini tidak ditentukan oleh
pengalaman sehari-hari saja, tetapi lebih tergantung pada tipe spesifik
interaksi sosial.
Menurut Ausebel (1992) pengalaman
belajar baru akan masuk ke dalam memori jangka panjang dan akan menjadi
pengetahuan baru apabila memiliki makna. Pengalaman belajar adalah interaksi
antara subjek belajar dengan bahan ajar, misalnya siswa mengerjakan tugas
membaca, melakukan pemecahan masalah, mengamati suatu gejala, peristiwa,
percobaan, dan sejenisnya. Agar pengalaman belajar yang baru menjadi
pengetahuan baru, maka semua konsep dalam mata pelajaran diusahakan memiliki
nilai terapan di lapangan.
Briggs menyatakan hasil belajar
adalah seluruh kecakapan dan segala hal yang diperoleh melalui proses belajar
mengajar di sekolah yang dinyatakan dengan angka dan diukur dengan menggunakan
tes hasil belajar. Pendapat serupa dikemukakan oleh Sudjana bahwa hasil belajar
adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran
yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan
maupun tes perbuatan.
Hasil belajar
Qur’an Hadits merupakan perubahan yang diperoleh siswa dengan belajar Qur’an
Hadits yang meliputi perubahan pengetahuan, kecakapan, sikap, pemahaman dan
penguasaan. Kualitas hasil belajar Qur’an Hadits siswa dapat diketahui dari
kuantitas pemahamn materi dan hasil ujian siswa.Dari uraian di atas,
maka hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki seseorang yang diperoleh dari
proses belajar dan diukur dengan menggunakan tes hasil belajar.
B. Model Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Model Pembelajaran
Kooperatif Student Teams Achievemant Divisions
Model
pembelajaran kooperatif melalui suatu kuis, lebih
banyak dipilih karena waktu relatif
singkat dan cara melakukannya relatif mudah dibanding JIGSAW. Untuk
kelas-kelas diindonesia, fase-fase STAD
dikembangkan dari empat menjadi delapan,sebagai berikut:
Fase 1 : Penjelasan guru (teacher presentation).
Pada fase ini, guru menyampaikan tujuan pembelajaran, pokok materi dan penjelasan singkat tentang
LKS yang dibagikan kelompok.
Fase 2 : Pembagian kelompok
Guru
membagi kelas menjadi kelompok-kelompok berdasarkan kriteria kemampuan
(prestasi) siswa dari pre test atau ulangan harian sebelumnya, jenis kelamin,etnik dan ras. Tiap kelompok
beranggotakan 2-4 orang (slavin,1998).Jumlah anggota kelompok dapat juga dikembangkan menjadi
5 orang.
Fase 3 : Kerja kelompok (Team Study)
Setelah
menerima LKS dari guru ,siswa bekerja sama dalam kelompok masingmasing, diskusi, praktikum atau menjawab soal-soal pada LKS
Fase 4 : Bimbingan kelompok/kelas (Scafolding)
Guru membimbing
kerja kelompok, mengamati psikomotorik
dari sikap siswa secara individual dalam kerja kelompok.
Fase 5 : Kuis
Guru membagikan lembar soal kuis Jumlah soal kuis antara 10-20 soal. Aturan main kuis model STAD adalah sebagai
berikut:
1. Setiap kelompok
menentukan salah satu anggota sebagai reader (pembaca soal kuis ) pertama dan
pembaca kunci jawaban. Pembaca soal ke dua,ke tiga dan seterusnya digilir
berurutan sesuai dengan putaran arah jarum jam. Pembaca kunci jawaban adalah
siswa yang posisi duduknya disebelah kanan leader.
2. Kesempatan pertama
menjawab soal kuis diberikan kepada reader,selanjutnya gilira menjawab bagi
anggota kelompok yang lain searah putaran searah jarum jam.
3. Jika semua anggota
kelompok menjawab benar, siswa yang memperoleh
point adalah siswa pertama yang menjawab benar. Kuis
berlanjut sampai semua soal sudah dibacakan. Kemudian
perolehan skor masing-masing anggota dihitung berdasarkan jumlah jawaban benar
sekaligus untuk perhitungan skor kelompok.
Fase 6 : Validasi
( Validation )
Guru
melakukan validasi,penjelasan tentang soal dan kunci jawaban kuis. Tujuannya
adalah memperkuat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.
Fase 7 : Penskoran kelompok
Setelah
diperoleh skor tiap anggota pada masing-masing kelompok kemudian diadakan rekapitulasi nilai dan ditentukan
skor kelompok dengan menggunakan tabel
I.
Fase 8 : Evaluasi
Skor
penghargaan kelompok tipe STAD
Skor
|
Predikat
|
>45
|
Super Team
|
40-44
|
Great Team
|
30-39
|
Good Team
|
Jumlah
Anggota
|
Perhitungan Skor Kelompok
|
2
|
60 40
20 40
|
3
|
60 50
40
40 50
40
20 20
40
|
4
|
60 50
60 50
40 50 40 50
20 20
30 50
30 30
30 20
|
5
|
60 50
60 60 60
50 60 60
40 50 40
50 60 50 50
50
50 50
40 50 50
50 40 50
40 40 40
50 40 50
50 50
40 40
40 30 40
50 40 30
40 40 40
40 40 30
50 40
30 30
30 30 30
30 40 30
40 40 40
40 30 30
30 30
20 20
20 30 20
20 30 30
40 40 20
30 30 30
30 30
|
b. Pengertian Model Pembelajaran Student Teams Achievement Divisions
Student
Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu metode atau pendekatan
dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik untuk guru yang baru
mulai menggunakan pendekatan kooperatif dalam kelas, STAD juga merupakan suatu
metode pembelajaran kooperatif yang efektif.
Seperti
telah disebutkan sebelumnya bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri
lima komponen utama, yaitu penyajian kelas, belajar kelompok, kuis, skor
pengembangan dan penghargaan kelompok. Selain itu STAD juga terdiri dari siklus
kegiatan pengajaran yang teratur.
Langkah-langkah:
Selanjutnya
langkah-langkah yang dilakukan guru sebagai berikut :
1)
Mintalah anggota kelompok memindahkan meja / bangku mereka bersama-sama dan
pindah kemeja kelompok.
2)
Berilah waktu lebih kurang 10 menit untuk memilih nama kelompok.
3)
Bagikan lembar kegiatan siswa.
4)
Serahkan pada siswa untuk bekerja sama dalam pasangan, bertiga atau satu
kelompok utuh, tergantung pada tujuan yang sedang dipelajari. Jika mereka
mengerjakan soal, masing-masing siswa harus mengerjakan soal sendiri dan
kemudian dicocokkan dengan temannya. Jika salah satu tidak dapat mengerjakan
suatu pertanyaan, teman satu kelompok bertanggung jawab menjelaskannya. Jika
siswa mengerjakan dengan jawaban pendek, maka mereka lebih sering bertanya dan
kemudian antara teman saling bergantian memegang lembar kegiatan dan berusaha
menjawab pertanyaan itu.
5)
Tekankan pada siswa bahwa mereka belum selesai belajar sampai mereka yakin
teman-teman satu kelompok dapat mencapai nilai sampai 100 pada kuis. Pastikan
siswa mengerti bahwa lembar kegiatan tersebut untuk belajar tidak hanya untuk
diisi dan diserahkan. Jadi penting bagi siswa mempunyai lembar kegiatan untuk
mengecek diri mereka dan teman-teman sekelompok mereka pada saat mereka
belajar. Ingatkan siswa jika mereka mempunyai pertanyaan, mereka seharusnya
menanyakan teman sekelompoknya sebelum bertanya guru.
6)
Sementara siswa bekerja dalam kelompok, guru berkeliling dalam kelas. Guru
sebaiknya memuji kelompok yang semua anggotanya bekerja dengan baik, yang
anggotanya duduk dalam kelompoknya untuk mendengarkan bagaimana anggota yang
lain bekerja dan sebagainya.
3.
Kuis
Kuis
dikerjakan siswa secara mandiri. Hal ini bertujuan untuk menunjukkan apa saja
yang telah diperoleh siswa selama belajar dalam kelompok. Hasil kuis digunakan
sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan dalam nilai perkembangan
kelompok.
4.
Penghargaan Kelompok
Langkah
pertama yang harus dilakukan pada kegiatan ini adalah menghitung nilai kelompok
dan nilai perkembangan individu dan memberi sertifikat atau penghargaan
kelompok yang lain. Pemberian penghargaan kelompok berdasarkan pada rata-rata
nilai perkembangan individu dalam kelompoknya.
Metode STAD mempunyai beberapa
kelebihan yaitu (1) melatih siswa untuk dapat bekerjasama saling membantu dalam
satu tim yang terdiri atas siswa yang
berkemampuan
lebih tinggi, dan siwa yang berkemampuan rendah, dalam
melaksanakan
tugas kelompok, dengan harapan bahwa melalui interaksi ini mereka
mampu
mengembangkan sikap (2) saling menghargai. (3) sikap kepemimpinan, (4)
saling
ketergantungan, dalam rangka mencapai tujuan elompok.
Penelitian Yang Relevan
Banyak ahli
berpendapat bahwa model pembelajaran kooperatif sangat efektif untuk
meningkatkan motivasi belajar dan mempertinggi hasil belajar. Banyak
faedah dari kerja kelompok diantaranya adalah mempertinggi hasil belajar baik
secara kualitatif maupun kuantitatif (Nasution,1995:151). Pembelajaran
juga memberikan efek terhadap sikap penerimaan perbedaan individu, baik
ras, keragaman budaya, gender, sosial
ekonomi dan lain-lain. Selain itu yang terpenting, pembelajaran
kooperatif mengajarkan ketrampilan
bekerja sama dalam kelompok atau team
work. Keterampilan
ini sangat dibutuhkan anak saat nanti lepas dimasyarakat (Suhadi, 2008).
Berbagai
macam Penelitian Tindakan Kelas yang sudah dilakukan dan peneliti baca sebagai
referensi, sampai saat ini peneliti belum menemukan Penelitian Tindakan Kelas
yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif STAD untuk meningkatkan prestasi hasil
belajar Qur’an Hadits.
Dengan banyaknya penelitian tindakkan
kelas dengan menggunakan model STAD yang menunjukkan peningkatan
motivasi dan hasil belajar ,maka penulis menjadi tertarik untuk mengadakan
penelitian tindakkan kelas dengan menggunakan model pembelajaran STAD untuk meningkatkan hasil belajar kelas VII F MTsN Wonosobo tahun ajaran
2010/2011.
- Kerangka Berpikir
Pada
siklus I, peneliti menerapkan model pembelajaran
STAD dengan kondisi ideal. Bersama kolaborator penulis mengamati dan
mencatat kendala yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran. Dari hasil refleksi peneliti bersama kolaborator mengambil tindakkan untuk
dirancang pada kegiatan pembelajaran siklus II. Dari tindakkan pada siklus II diharapkan
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII F tahun pelajaran 2010/2011.
Hipotesis Penelitian
Dari refleksi hasil kajian pustaka dan
kerangka berpikir tersebut di atasdapat
dirumuskan hipotesis : ”Dengan menggunakan perpaduan model pembelajaran
kooperatif STAD dapat meningkatkan prestasi hasil belajar siswa
dalam kegiatan pembelajaran Qur’an Hadits pada siswa kelas VIIF MTsN Wonosobo
semester II Tahun pelajaran 2010/2011 pada materi TAUHID
RUBUBIYYAH DAN U LUHIYYAH”.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian ini adalah siswa kelas VIIF MTs N
Wonosobo tahun pelajaran 2010/2011. Alasan
pemilihan kelas VIIF adalah karena masih rendahnya hasil belajar Qur’an Hadits. Hal ini dibuktikan dengan hasil UH I
rata-rata nilai 70 dan UH II rata-rata nilai 73. Jumlah siswa kelas VIIF 42 siswa.
B.
Lokasi Penelitian dan Jadwal
Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan di MTsN Wonosobo, tepatnya di jalan
Banyumas Km 04 Wonosobo tempat penulis menjalankan tugas setiap hari. Pelaksanaan penelitian dimulai persiapan pada Agustus minggu ke-1. Penulis bersama kolaborator mempersiapkan instrumen dan perangkat
pembelajaran. Penelitian diakhiri bulan Oktober minggu
ke-2 untuk pembuatan laporan.Jadwal penelitian terlampir.
C.
Data dan sumber data
1.
Data.
Pada penelitian ini ada dua jenis data,:
1)
Yaitu data kualitatif (hasil observasi setiap siklus pada lembar observasi), hasil
wawancara langsung, hasil wawancara tertulis ( learning log )
2)
Data kuantitatif berupa nilai hasil pengerjaan instrumen evaluasi
akhir Siklus untuk ditemukan rerata keberhasilan klasikal.
2.
Sumber Data.
Sumber data pada penelitian ini adalah siswa kelas VIIF MTs N Wonosobo, teman sejawat peneliti
dan observer.
D. Instrumen Penelitian
a)
Tabel pengamatan observer terhadap partisipasi siswa selama
kegiatan pembelajaran .
b)
Tabel tanggapan siswa terhadap
proses pembelajaran selama pembelajaran
c)
Lembar wawancara tertulis
(learning log).
d)
Catatan lapangan
e)
Jurnal Siswa.
f)
Jurnal Guru.
g)
Pedoman Wawancara
h)
Pedoman Observasi Siswa
E.
Teknik Analisa Data
Analisa
data dilakukan setelah semua data terkumpul. Proses analisa data dimulai dengan
menelaah data yang tersedia dari berbagai sumber, selanjutnya mereduksi data
dan menyusunnya dalam satuan-satuan kemudian mengkategorikannya. Bersama kolaborator.
1
Data kualitatif yang berasal dari observasi, jurnal, dan wawancara diklasifikasikan berdasarkan
aspek-aspek yang dijadikan fokus analisis, untuk kemudian dikaitkan dengan data kuantitatif sebagai dasar untuk
mendiskripsikan keberhasilan pelaksanaan pembelajaran yang ditandai dengan
meningkatnya hasil belajara siswa.
2
Data kuantitatif diolah dengan menggunakan
diskriptif persentase. Nilai yang diperoleh siswa dirata-rata
untuk ditemukan keberhasilan individu dan keberhasilan klasikal sesuai dengan
target yang telah ditetapkan.
F.
Tahap-tahap Penelitian
Penelitian
Tindakan Kelas ini direncanakan dilaksanakan 2 ( dua ) siklus. Setiap siklus terdiri atas empat kegiatan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi
. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar diagram berikut ini:
![]() |
|||
![]() |
|||

![]() |
Gb 1. Desain Alur Penelitian
Desain
pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan sebagai berikut:
TAHAP
|
BENTUK
KEGIATAN
|
|
Pendahuluan
Siklus I
Siklus II
|
:
:
:
|
1.Observasi proses kegiatan
pembelajaran di kelas yang akan diteliti
2.Wawancara dengan guru (teman
sejawat) dan siswa
1.
Merancang model pembelajaran
kooperatif Student Teams Achievemen
divisions
2.
Melaksanakan kegiatan
pembelajaran sesuai RPP yang telah dirancang.
3. Kolaborator
melaksanakan observasi selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
4. Mengevaluasi serta
mengadakan refleksi terhadap pelaksanaan kegiatan pada siklus I untuk
perbaikan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus II
5.
Merancang model pembelajaran kooperatif Student Teams Achievemen divisions
1. berdasarkan hasil refleksi pada siklus I
sehingga dimungkinkan ada beberapa perbaikan.
2. Melaksanakan
kegiatan pembelajaran sesuai RPP yang telah dirancang.
3. Kolaborator
melaksanakan observasi selama kegiatan
pembelajaran pada siklus II untuk mengamati ada perbaikan hasil refleksi
siklus I
|
G.
Personalia Penelitian.
1. Ketua Peneliti:
a. Nama Lengkap dan
Gelar : Achmad Zudin SAg
b. Golongan Pangkat dan
NIP : Penata Muda / IIIa / 197307252007101003
c. Instansi : MTsN Wonosobo
d. Waktu untuk
penelitian : 2 jam/minggu
e. Tugas yang
dilaksanakan :
1) Bersama-sama dengan 2
anggota peneliti mendesain dan membuat proposal.
2) Bersama-sama dengan 2
anggota peneliti merencanakan dan membuat skenario pembelajaran.
3) Bersama-sama dengan 2
anggota peneliti melaksanakan observasi dan eveluasi dalam pelaksanaan
tindakan.
4) Bersama-sama dengan 2
anggota peneliti melaksanakan analisis data dan refleksi.
5) Bersama-sama dengan 2
anggota peneliti merancang laporan penelitian dan menyusun laporan.
2. Anggota Penelitian I:
a. Nama Lengkap dan
Gelar : Khomsatun
b. Golongan Pangkat :
c. NIP :
d. Instansi : MTsN Wonosobo
e. Waktu untuk
penelitian : 2 jam/minggu
f. Tugas yang
dilaksanakan :
1) Bersama-sama dengan 2
anggota peneliti mendesain dan membuat proposal.
2) Bersama-sama dengan 2
anggota peneliti merencanakan dan membuat skenario pembelajaran.
3) Bersama-sama dengan 2
anggota peneliti melaksanakan observasi dan eveluasi dalam pelaksanaan
tindakan.
4) Bersama-sama dengan 2
anggota peneliti melaksanakan analisis data dan refleksi.
5) Bersama-sama dengan 2
anggota peneliti merancang laporan penelitian dan menyusun laporan.
3. Anggota Penelitian 2:
a. Nama Lengkap dan
Gelar : Hj. Haryatun, BA
b. Golongan Pangkat dan
NIP : Pembina IV/a /195108151979032002
c. Instansi : MTsN Wonosobo
d. Waktu untuk
penelitian : 2 jam/minggu
e. Tugas yang
dilaksanakan :
1) Bersama-sama dengan ketua
dan anggota lain peneliti mendesain dan membuat proposal.
2) Bersama-sama dengan ketua
dan anggota lain peneliti merencanakan dan membuat skenario pembelajaran.
3) Bersama-sama dengan ketua
dan anggota peneliti lain melaksanakan observasi dan eveluasi dalam pelaksanaan
tindakan.
4) Bersama-sama dengan ketua
dan anggota peneliti lain melaksanakan analisis data dan refleksi.
5) Bersama-sama dengan ketua
dan anggota peneliti lain merancang laporan penelitian dan menyusun laporan.
H.
Rencana Anggaran
1.
Honorarium
Jabatan
|
Jmlh
|
Minggu/bulan
|
Bulan kerja
|
Jam/
minggu
|
Tarif / jam /minggu
|
Total rupiah
|
Ketua
|
1
|
2
|
4
|
4
|
20.000,00
|
640.000,00
|
Anggota
|
2
|
2
|
4
|
2
|
15.000,00
|
480.000,00
|
Jumlah
|
1.120.000,00
|
2.
Biaya Operasional
Kegiatan Di Sekolah
No
|
Nama Bahan
|
Harga (Rupiah)
|
A
|
Sewa Handy camp 4 bulan @Rp 100.000,00
|
400.000,00
|
B
|
Sewa Tustel 4 bulan @ Rp 50.000,00
|
200.000,00
|
C
|
Beli printer
|
700.000,00
|
D
|
Kertas Kwarto 10 rim @Rp 40.000,00
|
400.000,00
|
E
|
Flashdisk 4 Gb 1 buah
|
150.000,00
|
F
|
Kertas sheet 2 dos @ Rp 30.000,00
|
60.000,00
|
G
|
Kertas buram 5 rim @ Rp 20.000,00
|
100.000,00
|
H
|
Pita rambut 2 rol @ 7.000,00
|
14.000,00
|
I
|
Tinta Print hitam 2 set @ Rp 25.000,00
|
50.000,00
|
J
|
Tinta Print Warna 3 set @ Rp 25.000,00
|
75.000,00
|
K
|
Kertas Asturo 35 lembar @ Rp 2.000,00
|
70.000,00
|
L
|
Spidol permanen 5 buah @ Rp 6.000,00
|
30.000,00
|
M
|
Spidol boardmarker 5 buah @ Rp 6.000,00
|
30.000,00
|
N
|
Gunting 7 buah @ Rp 10.000,00
|
70.000,00
|
O
|
Lem 7 buah @ 3.000,00
|
21.000,00
|
P
|
Biaya laminating 10 lembar @ Rp 2.000,00
|
20.000,00
|
Q
|
Beli buku penunjang 4 buah
|
400.000,00
|
R
|
Konsumsi ambil data 10
dos X 20 X Rp 5.000,00
|
1.000.000,00
|
S
|
Konsumsi rapat 10 dos
X 20 X Rp 5.000,00
|
1.000.000,00
|
T
|
Konsumsi perjalanan
konsultasi 3 X 150.000
|
450.000,00
|
Jumlah
|
5.240.000,00
|
3.
Perjalanan
No
|
Jenis Pekerjaan
|
Besarnya ( Rp )
|
a.
|
Transport konsultasi
ke semarang 3X,@Rp 300.000,00
|
900.000,00
|
b.
|
Transport seminar 3
orang
|
300.000,00
|
Jumlah
|
1.200.000,00
|
4.
Lain-lain
No
|
Jenis Pekerjaan
|
Besarnya ( Rp )
|
a.
|
Pembuatan laporan
|
500.000,00
|
b.
|
Penggandaan laporan 50 buah @ Rp 20.000,00
|
1.000.000,00
|
c.
|
Biaya cetak
|
100.000,00
|
d.
|
Seminar
|
100.000,00
|
Jumlah
|
1.700.000,00
|
5.
Total biaya
No
|
Jenis Pekerjaan
|
Besarnya ( Rp )
|
a.
|
Honorarium
|
1.120.000,00
|
b.
|
Biaya kegiatan operasional di sekolah
|
5.240.000,00
|
c.
|
Perjalanan
|
1.200.000,00
|
d.
|
Lain-lain
|
1.700.000,00
|
Jumlah
|
9.340.000,00
|


KESIMPULAN DAN SARAN
- KESIMPULAN
Setelah selesai dilaksanakan dua siklus,
diperoleh data hasil penelitian yang menunjukkan bahwa Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Qur’an Hadits Siswa
Kelas VIIF MTsN Wonosobo Melalui model pembelajaran kooperatif
STAD, menunjukkan hasil
yang positif. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kenaikan persentase ketuntasan klasikal dan nilai rata-rata,meskipun
siklus I indikator belum tercapai tetapi ada peningkatan dari Pra Siklus
.Ketuntasan klasikal dari Siklus I sampai Siklus II yaitu siklus I : 48 %, siklus
II : 87,5 %.Ketuntasan klasikal terlihat
mengalami peningkatan dan siklus II terlihat indicator ketuntasan klasikal sudah tercapai. Perolehan nilai rata-rata
evaluasi akhir pembelajaran setiap akhir
Siklus yaitu siklus I : 64, siklus
II : 79.Nilai rata-rata berdasarkan data tersebut juga mengalami
peningkatan dan indicator sudah tercapai, sehingga dapat disimpulkan bahwa
Melalui Model Pembalajaran STAD dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIF MTsN Wonosobo pada Mata PelajaranQur’an
Hadits Semester I Tahun pelajaran 2010 / 2011.
- SARAN
1.
Penggunaan Model
Pembelajaran Kooperatif STAD seperti pada
penelitian ini perlu terus dilaksanakan karena dapat membantu
siswa dalam membangun kecerdasan social,membangun rasa percaya diri siswa dan dapat
meningkan hasil belajar siswa.
2.
Model Pembelajaran Kooperatif STAD bisa dikembangkan dengan inovasi guru
untuk memperbaiki pembelajaran di kelas.
Model
Pembelajaran Kooperatif STAD perlu terus digunakan untuk meningkatkan
hasil belajar dan peningkatan mutu madrasah.

Depdiknas.2004. Materi Pelatihan
Terintregrasi : Qur’an Hadits.Direktorat Jendral
Pendidikan Dasar dan Menengah.
http:creative-education.blogspot.com/2008/01/Metode Pembelajaran. html. 30 April 2008. 10. 00
Nasution,1995. Didaktik
Asas-Asas Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Roosilawati, Erwin. 2008. Macam-macam Tipe
Model Cooperatif Learning. LPMP Jawa
Tengah
.
minta tulung kirim email ke syalu87@gmail.com
BalasHapusAssalamu'alaikum Mas, minta tolong tuliskan judul lengkapnya PTK ini, mau saya masukkan sbg penelitian yg relevan pada PTK saya. Terima kasih
BalasHapus